Subscribe:

Ads 468x60px

"Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah."

Sabtu, 13 Maret 2010

Hari Minggu Palma

Pernahkah kita menyaksikan suatu pertunjukan drama hidup, dengan aktor serta aktris yang nyata? Jika mereka berakting dengan baik, mungkin untuk sementara waktu kita lupa bahwa kita sedang berada di gedung pertunjukkan. Malahan mungkin kita tidak sempat berpikir bahwa aktor dan aktris di atas panggung itu hanyalah sedang berpura-pura menjadi orang lain. Dengan kata lain, kita terbawa dalam peran yang mereka mainkan.

Itulah sebabnya mengapa kita memegang daun-daun palma pada hari minggu palma, kita tidak hanya menyaksikan suatu pertunjukan, tetapi kita diminta untuk berperan serta di dalamnya. Kita menjadi aktor serta aktris dalam suatu drama yang paling hebat sepanjang masa : minggu terakhir dalam kehidupan Yesus. Dan daun-daun palma adalah perlengkapan kita.



Adegan diawali dengan Yesus memasuki kota Yerusalem. Di masa silam para raja mempunyai kebiasaan untuk setiap 1 tahun sekali mengunjungi berbagai desa dan kota di wilayah kerajaannya. Kunjungan seperti itu dalam bahasa Yunani disebut "Epifani". Mereka mengadakan sidang dan bertindak sebagai hakim serta menjatuhkan vonis (=hukuman). Mereka juga mengumumkan peraturan-peraturan serta memungut pajak. Sebagian kunjungan epifani bersifat damai, sementara sebagian lagi lebih menyerupai perang.

Rakyat dapat mengetahui tujuan kedatangan raja dengan mengamati bagaimana ia memasuki kota. Pada masa itu kuda harganya amat mahal dan hanya digunakan untuk berperang. Jadi jika raja memasuki kota dengan menunggang kuda, biasanya berarti kerajaan dalam bahaya. Rakyat menjadi kalut dan ketakutan. Jika raja hanya bertujuan untuk mengadakan kunjungan damai, ia akan memasuki kota dengan menunggang keledai.

Cara inilah yang digunakan Yesus Kristus sang Raja untuk memasuki Yerusalem. Yesus bermaksud menyampaikan dua pesan yang jelas kepada rakyat Yerusalem. Yang pertama bahwa Ia adalah raja, yang kedua adalah bahwa Ia bermaksud membawa damai sejahtera.

Yesus datang dari Bukit Zaitun menuju lembah Kidron, di sebelah timur Bait Allah. Perjalanan yang harus ditempuh-Nya menurun dan curam. Selain jalanan di situ sempit dan kotor, hujan musim semi telah membuat jalanan menjadi licin. Orang-orang yang bersorak-sorai menyambut Yesus dan menebarkan ranting-ranting serta pakaian mereka di jalan supaya keledai Yesus tidak tergelincir. Sementara Yesus menuruni bukit, khalayak ramai meneriakkan "Hosanna!", dalam bahasa Ibrani artinya "Selamatkanlah Kami!".


(sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Biasakan budaya memberikan komentar, saran, atau kritik demi kemajuan bersama.

Kontak dan kirim naskah : bia.arnoldus@gmail.com