Subscribe:

Ads 468x60px

"Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah."

Kamis, 04 Maret 2010

PUASA, BERAMAL dan BERDOA

Oleh: Benget Simanullang

Kini kita telah berada pada masa pra-paskah dengan dioleskannya abu di kening kita pada hari Rabu Abu, sebuah perayaan yang menandakan bahwa kita sangat kecil di hadapan Tuhan dengan pernyataan hanya debulah aku di bawah kaki-Mu, Tuhan! Di samping itu, abu itu menandakan keberadaan manusia yang berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.
Pra-paskah merupakan peristiwa saat-saat akhir karya Yesus Kristus bersama para rasul-Nya di dunia ini, hingga Dia ditangkap dan dianiaya seperti penjahat yang melakukan kesalahan di tempat tinggalnya. Namun bukan itu yang dilakukan Yesus. Yesus tidak mencintai kejahatan, tapi Dia melakukan kebaikan. Namun sekelompok orang tidak menginginkan segala sesuatu yang Yesus lakukan sehingga mereka mengatur rencana bagaimana supaya bisa menangkap Yesus. Dan disalibkan!

Dalam masa prapaskah ini ada beberapa yang semestinya menjadi prioritas kita sebagai umat beriman. Hal ini bisa menjadi aspek kerohanian yang mendasar dalam kehidupan prapaskah kita. Prioritas yang dimaksud dalam masa prapaskah ini adalah puasa, beramal dan berdoa. Ketiga hal ini sudah mencakup sebagian besar dari arti prapaskah itu sendiri.
Puasa
Puasa bukan berarti tidak makan tidak minum. Namun jika memang itu dapat dilakukan merupakan tindakan yang tidak sia-sia. Akan tetapi yang ditonjolkan dalam puasa ini adalah ketika kita menyadari bahwa di sekitar kita banyak yang masih kekurangan dalam berbagai hal terutama dalam pangan. Dengan demikian kita akan mampu mengartikan puasa itu sebagai bentuk dari mengurangi, berpantang dan menghindari. Dan semua ini bukan semata-mata tanpa tujuan, melainkan dilakukan dengan penuh keyakinan akan iman dan demi alasan keagamaan. Dengan melakukan itu semua, manusia semakin mampu mengatur kehendak dengan baik dan menahan nafsu badani dari cobaan-cobaan yang menodai puasa kita.
Puasa juga tak sekedar berkaitan dengan makan dan minum. Jika ditelaah lebih mendalam lagi, puasa mengandung makna yang cakupannya sangat luas. Tidak berhenti pada kaidah makan dan minum saja. Namun jauh dari itu, hidup dengan saling mengasihi, menjauhi sikap marah, menghormati orang lain, tidak berpikiran negatif, merupakan bagian dari puasa kita yang mesti kita laksanakan. Semakin kita melaksanakan apa yang diutarakan di atas, semakin puasa kita jauh lebih berarti dan mendapat berkat dari Sang Pencipta.
Beramal
Tema APP kita tahun ini mengangkat sebuah realita kehidupan bermasyarakat kita di mana ada yang miskin dan kaya. Sebagai ajakan yang cukup serius dan mendalam, pihak gereja mencoba mengajak umat bekerja sama untuk melawan kemisikinan.
Pertanyaannya adalah, bagaiamana kita melawan kemiskinan itu? Cara dan metode apa yang cocok untuk memerangi kemisikinan itu? Hal dasar yang perlu kita lakukan adalah membuka diri untuk membantu sesama kita yang berkekurangan. Hal terkecil ini bisa kita mulai dari lingkungan kita tinggal. Dengan memberi perhatian pada mereka yang berkekurangan, kita sudah melaksanakan apa yang menjadi tolok ukur masa prapaskah kita, yakni beramal. Menyisihkan sebagian dari apa yang kita miliki menjadi milik orang lain, yaitu mereka yang membutuhkan. Kita harus menyadari bahwa apa yang kita miliki, terlepas dari kaya atau miskinnya kita, bukanlah milik kita seutuhnya. Tuhan hanya menitipkan itu semua untuk kita gunakan selagi masih di bumi dan mencoba untuk membagikan apa yang kita miliki itu kepada mereka yang membutuhkannya. Semua itu bersifat hanya sementara. Karena itu selagi kita masih mampu untuk beramal, alangkah baik dan mulianya tindakan itu, sebab Tuhan juga menginginkan hal itu untuk kita lakukan.
Berbicara mengenai kemiskinan, itu sangat erat kaitannya dengan pengangguran. Kita tahu bahwa angka pengangguran di Negara kita tergolong sangat tinggi dan riskan pada kekerasan. Apa yang dapat kita lakukan jika kita dihadapkan pada realita seperti ini? Kita haru tetap pada satu prinsip, yakni menjadi saudara bagi mereka dan berusaha memberdayakan mereka dengan berbagai cara apapun untuk mengurangi derita mereka.
Apa yang telah Gereja lakukan untuk mensiasati kemisikinan tersebut? Sudah adakah tindakan yang jauh lebih spesifik untuk menanggulangi kemiskinan tersebut?
Berdoa
Orang yang memiliki iman akan penuh pengharapan. Itu tak sebatas kata-kata belaka. Tindakan nyata yang sering tampak ialah dengan menyempatkan waktu untuk memuji Tuhan lewat doa. Mengapa manusia berdoa? Karena lewat doalah kita dapat berkomunikasi dengan Tuhan. Lewat doa itu juga kita dapat berkeluh kesah dan berbicara dengan Dia Sang Pemberi. Dengan air mata kita bisa menyapa Dia, dengan kegembiraan kita juga bisa menyapa Dia, tentunya lewat doa. Dan seperti yang diharapkan pada kita di masa Prapaskah ini, yakni mendekatkan diri pada Allah dan bersatu dengan-Nya dan mengungkapkan cinta serta pengorbanan pada Allah, lewat doa kita. Semakin kita memberi hati untuk berdoa, semakin kita dekat dengan Dia Sang Pencipta bumi.
Dengan memegang teguh tidakan puasa, bertobat dan berdoa serta menjalankannya selama Retret Agung ini maka Pra-Paskah kita akan bermakna dan penuh arti. Dan tentunya memiliki nilai cinta kasih untuk kita sebarkan kepada sesama kita di bumi ini. Semoga!

Benget Simanullang
Penulis bekerja di Yayasan Tri Asih, Jakarta
Dan Mahasiswa Program Vokasi Kedokteran UI.

0 komentar:

Posting Komentar

Biasakan budaya memberikan komentar, saran, atau kritik demi kemajuan bersama.

Kontak dan kirim naskah : bia.arnoldus@gmail.com